Follow Me

Monday, August 21, 2006

Renungan Isra Mi'raj Nabi Muhammad 27 Rajab 1427H

Isra Mi'raj adalah even untuk memperingati Perjalanan Nabi Muhammad S.A.W....dan sepertinya tidak ada salahnya membaca peristiwa yg satu ini, saat Rasulullah melewati detik2 menjelang berakhirnya perjalanan hidup Beliau di dunia. Sekedar mengingatkan kita kepada Rasulullah yang selalu mencintai umatnya...

AIR MATA RASULULLAH SAW...
Posted by Picasa
Tiba-tiba dari luar pintu rumah Rasulullah terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Posted by Picasa
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya
Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
"Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.


"Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum".
- peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu."

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi.
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

--------------------*******----------------------
NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan RasulNya mencintai kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin...

Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah
karena tiada lagi yang mengasihmu di akhirat.

Friday, August 18, 2006

Renungan Hari Kemerdekaan RI

Oleh Hartono Ahmad Jaiz
Wartawan dan Penulis Buku-buku Islam

KATANYA bangsa Indonesia sudah merdeka 61 tahun, dan biasanya di bulan Agustus ada perayaan kemerdekaan dengan hingar bingar di sana-sini. Perwakilan Indonesia di luar negeri pun merayakannya. Di balik perayaan dan hingar bingar itu, apakah sebenarnya bangsa Indonesia ini sudah merdeka? Merdeka yang mana?

Penjajahan secara serempak justru berlangsung dengan biaya yang sangat besar. Biaya penjajahan itupun dipikul oleh rakyat yang dijajah itu sendiri. Ini yang berlangsung. Aneh.

Untuk dijajah saja harus mengeluarkan dana kepada penjajahnya. Apakah di dunia ini sudah tidak ada penjajah yang “tulus ikhlas” menjajah dengan dana dari penjajah itu sendiri, kok harus didanai oleh manusia-manusia yang dijajah?

Dan kalau sebenarnya masih ada penjajah yang “tulus ikhlas” dengan modalnya sendiri, tapi yang menjajah bangsa Indonesia itu justru mendapat dana dari orang yang dijajah, itu berarti penjajahnya sangat canggih. Penjajah di atas penjajah. Menang dalam bersaing.

Belum tentu juga. Belum tentu, karena menang bersaing atau karena sangat canggih. Mungkin karena pihak yang dijajah sudah terlalu lelah, atau terlalu lengah, atau bahkan tidak merasa kalau dijajah. Bahkan penjajahnya pun mungkin tidak merasa kalau menjajah. Karena terlalu asyiknya dalam menikmati hasil jajahannya. Atau terlalu asyik dalam berebut jajahan.

Lebih canggih dari itu, ketika sikap munafik yang sudah sangat dibenci oleh Alloh swt ini justru menjadi sistem disuatu komunitas besar yang disebut negara, dan dioperasikan secara nasional oleh pemerintahan. Berarti merupakan pemerintahan munafik. Pada hakekatnya merusak secara fisik dan secara rohani, namun alasannya adalah membangun.

Aset-aset negara dijual, hutan-hutan digunduli, pajak ditinggikan, tetapi bagaimana caranya kalau untuk pabrik kelompoknya maka agar tidak terkena pajak, misalnya. Malah pernah ada menteri Orde Baru yang memasyarakatkan kondom (alat kontrasepsi) dari pabrik anak pejabat, upacaranya di departemen dan tenaga-tenaganya adalah pegawai negeri tetapi urusannya adalah kepentingan pabrik perorangan. Lalu menteri itu saya desak, kenapa dilakukan begini; lalu dia jawab, karena saya disuruh Pak Harto!

Pasar-pasar yang untuk masyarakat kecil dikikis agar diganti oleh pemodal-pemodal besar hingga pedagang kecil meringis; perkampungan-perkampungan yang masyarakatnya muslim taat lalu digusur dengan aneka cara, diganti dengan perkantoran-perkantoran pemodal besar yang di sana tidak ada lagi peribadahan. Kalau masih ada tempat sholatnya, maka ditaruh di ruang sempit dekat kakus di ujung tempat parkir. Ini penggusuran secara fisik sekaligus menghabisi umat.

Dengan aneka cara, madrasah-madrasah yang mengajari anak bangsa agar kenal Islam dibunuhi. Digalakkan lah SD-SD Inpres, dan punggawa desa lalu menakut-nakuti rakyat, supaya masuk ke SD-SD Inpres itu. Ketika madrasah-madrasah masih bisa berlangsung di sore hari, maka diadakanlah aturan dengan cara jam pelajaran diperpanjang sampai agak sore, atau diadakan les-les sore; agar murid-murid tidak bisa lagi sekolah madrasah sore.

Masih ada yang sekolah madrasah sore lagi, maka dipepetkan lagi, dengan cara tidak diadakan lagi guru-guru madrasah, dengan alasan, sekolah swasta harus mandiri. Jadi guru negeri hanya untuk sekolah negeri. Maka akhirnya sekian ribu madrasah swasta tidak ada gurunya, matilah madrasah-madrasah swasta se-Indonesia, kecuali yang hidup segan mati tak hendak. Sempurnalah perusakan bangsa secara fisik dan rohani dengan sistematis. Dan itu dengan biaya dari rakyat atau bangsa itu sendiri.

Itulah penyelenggaraan sistem munafik yang slogannya seakan agamis, dengan dasar sila pertamanya, Ketuhanan Yang Maha Esa, Itulah penjajahan yang sangat canggih: secara fisik dan rohani, masih pula atas biaya pihak yang djajah.

Jakarta, Rabu 15 Rajab 1427H/ 9 Agustus 2006.

Hartono Ahmad Jaiz

Wednesday, August 09, 2006

ISG' 10th ANNIVERSARY on August 06th 2006

GOOD MORNING EVERYBODY...
Posted by Picasa
Now..I just want to share a few pics of fun games we present for the 10th anniversary of ISG, lets see..
Posted by Picasa
The employee fun games..sack race
< Posted by Picasa
Walk on the wooden clog...
Posted by Picasa
Tug-of-War....
Posted by Picasa
Fun games for Kids...Collecting the balls..
Posted by Picasa
Chips cracker..c'mon kids, u can do it till finish!
Posted by Picasa
distribute the kids sovenir...are u the winner son?
Posted by Picasa
The big family of ISG, take the pic before go home....
Posted by Picasa
Back to the bus..
Posted by Picasa
Jakarta we are back...hhmm...Im so tired Posted by Picasa

Tuesday, August 08, 2006

ISG' 10th ANNIVERSARY on August 05th 2006

OUR MOTTO FOR THE 10th ANNIVERSARY OF ISG
Posted by Picasa
THE COMITTEE PREPARE EVERYTHING BEFORE TO GO
Posted by Picasa
OK....EVERYONES HAVE PRESENTED GUYS, LETS GOOO...!
Posted by Picasa
ARRIVE AT THE RESORT...COZY ENOUGH FOR US..
Posted by Picasa
ENJOYNG THE COFFEE BREAK...
Posted by Picasa
PRINCIPAL PROGRAM START ON 19.00 O,CLOCK..
Posted by Picasa
I HOPE THE PROGRAM ROUNDDOWN IS RUN ON TRACK...
Posted by Picasa
THE MANAGEMENTS OF ISG, GIVING THE SPEECH..
Posted by Picasa
HAPPY ANNIVERSARY FOR ISG..
Posted by Picasa
THE AWARD FOR THE LOYAL EMPLOYEE
Posted by Picasa
ONLY THREE OF US..? WHO IS GOING TO ELIMINATE ON COMING YEARS?
Posted by Picasa
THE DOUBLE GIRLS CHAMPION OF ISG CUP
Posted by Picasa
ENJOYING THE DINNER AND MUSIC...
Posted by Picasa
OUR HOME BAND..."INZETT"
Posted by Picasa
LETS DANCE ALL NITE LONG...
Posted by Picasa
THE COMITTEE...CHEERS..GOODNITE AND SEE YOU IN THE MORNING
Posted by Picasa