Follow Me

Monday, March 29, 2010

Indahnya malam pertama kita

Indahnya malam pertama kita

Satu hal sebagai bahan renungan Kita... Tuk merenungkan indahnya malam pertama Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa. Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara

Hari itu...mempelai sangat dimanjakan Mandipun...harus dimandikan Seluruh badan Kita terbuka....Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. Tak Ada sedikitpun rasa malu...Seluruh badan digosok Dan dibersihkan Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...Itulah sosok Kita....Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih Kain itu ....jarang orang memakainya..Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan Wewangian ditaburkan ke baju Kita...Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan. Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita Keranda pelaminan... langsung disiapkan Pengantin bersanding sendirian...Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga Serta rasa haru para handai taulan Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir Akad nikahnya bacaan talkin...Berwalikan liang lahat..Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan Siraman air mawar.. pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupanMalam pertama bersama KEKASIH..Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... ..Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima Kita sungkan sekali meneteskan air mata...Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...Tapi....tapi .....sudah pantaskah sikap kita selama ini...Untuk disebut sebagai ahli syurga

Monday, March 22, 2010

Al-Quran Penyejuk Qolbu

Subject: Al-Quran Penyejuk Qolbu

Al Ustadz Qomar Su’aidi LC Ketahuilah Al-Qur’an itu mengandung obat segala penyakit qolbu . Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Wahai manusia telah datang kepada kalian mauidzhoh dari Rabb kalian dan penyembuh apa yg ada dalam hati”. “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an ini sesuatu yg merupakan penyembuh dan rahmat bagi orang-orang mu’min.” Segala penyakit qolbu itu bermuara pada syubhat dan syahwat dan Al-Qur’an adl dapat menyembuhkan keduanya. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa Al-Qur’an mencakup obat dan rahmat. Dan itu bukan utk tiap orang tetapi hanya utk orang-orang yang beriman yg beriman dgn Al-Qur’an membenarkan ayat-ayat-Nya dan mengetahui makna-maknanya.Adapun orang-orang dzalim yg tidak membenarkan atau mengamalkannya maka ayat-ayat Al- Qur’an itu tidak menambah kepada mereka kecuali kerugian….Maka penyembuhan Al-Qur’an itu mencakup penyembuhan Qolbu dari syubhat kebodohan pemikiran-pemikiran yg rusak penyelewengan dan maksud-maksud yg jelek….Juga mencakup kesembuhan jasmani dari berbagai penyakit.” .

Penyakit Syubhat atau kerancuan pemikiran keragu-raguan terhadap ajaran Islam ataupun munculnya ajaran-ajaran sesat yg menyelinap dalam qolbu seseorang tentu menimbulkan sakit walaupun terkadang tidak dirasakan oleh yg bersangkutan. Penyakit subhat ini akan mengakibatkan rusaknya ilmu penilaian dan pemahaman sehingga seseorang tidak dapat menilai sesuatu sesuai dgn hakekatnya. Itu semua dapat disembuhkan dgn Al-Qur’an krn di dalamnya terdapat keterangan dan bukti-bukti nyata lagi pasti. Al-Qur’an menerangkan tauhid menetapkan adanya hari kebangkitan dan adanya kenabian serta membantah pendapat-pendapat yg sesat dan ajaran yg menyimpang. Al-Qur’an menerangkan semua itu dgn sebaik-baik keterangan menjelaskannya dgn sejelas-jelas penjelasan sangat bagus dan indah tiada yg menandingi mudah di pahami dan di cerna oleh akal. Al-Qur’an merupakan obat hakiki utk menyembuhkan penyakit-penyakit qolbu.

Sebagai contoh pengalaman seorang pakar filsafat yaitu Al-Fahrurrozi yg telah mencapai tingkatan paling tinggi di masanya dalam ilmu filsafat. Namun filsafat ternyata sebuah penyakit ganas pada qolbu seseorang yg hanya menimbulkan keraguan pada I’tiqad seorang muslim lalu menimbulkan kegelisahan pada qolbunya sebagaimana dikatakan bahwa “akhir keadaan ahli filsafat adl keraguan”.Ia menyatakan dgn penuh kesadaran : “Saya perhatikan teori-teori ilmu kalam dan metodologi filsafat saya nilai tidak mampu mengobati orang sakit dan menghilangkan dahaga. Saya melihat jalan yg paling dekat adl jalan Al-Qur’an ….Dan barang siapa yg mencoba seperti percobaanku maka ia akan mengetahui sebagaimana yg aku ketahui.”Penyembuhan dgn Al-Qur’an tergantung pada pemahaman terhadap Al-Qur’an itu sendiri dan pengetahuan terhadap makna-maknanya.

Orang yg Allah beri pemahaman mata hatinya akan melihat yg haq dan yg bathil dgn begitu jelas sebagaimana ia melihat perbedaan siang dan malam.Adapun penyakit qalbu berupa syahwat dan keinginan hawa nafsu niat-niat yg rusak iri dengki tamak dan sebagainya. Al-Qur’anpun penuh dgn obat penyakit ini krn di dalamnya terkandung mutiara-mutiara hikmah nasehat-nasehat yg indah memberi semangat utk kebaikan mengancam dari perbuatan jelek dan mengajak utk juhud. Al-Qur’an memberikan perumpamaan dan kisah-kisah yg menyiratkan berbagai ibrah sehingga membuat qolbu mencintai kebenaran dan membenci kesesatan selalu memiliki keinginan kepada yg baik dan kembali kepada fitrahnya yg suci.Dengan qolbu yg seperti itu maka perbuatannya menjadi baik dan dia tidak menerima kecuali yang haq bagaikan seorang bayi tidak menerima makanan selain susu. Qolbunya mendapat gizi keimanan dari Al-Qur’an sehingga menguatkan dan menumbuhkannya menyenangkan dan membuatnya giat sehingga menjadikannya semakin kokoh.Qolbu membutuhkan segala sesuatu yg memberinya manfaat dan melindunginya dari mudharat sebagaimana jasmani membutuhkan segala sesuatu yg memberinya manfaat dan melindunginya dari mudharat. Dengan itu ia akan berkembang menuju kesempurnaan. Tiada jalan menuju kepada kesempurnaan qolbu kecuali dgn Al-Qur’an.

Kalaupun ada jalan yg lain maka itu sangat sedikit dan tidak akan mencapai kesempurnaan.Wallahu a’lam.Diringkas dari tulisan Al-Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dalam kitab Ighotsatul Lahfan. Hal. 50- 52.

Monday, March 15, 2010

Shalat Dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka’at shalat dhuha bisa dengan 2, 4, 8 atau 12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam.

Hadits terkait

Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain :

“Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tirmiji dan Abu Majah)
* “Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (H.R Tirmidzi)
* “Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat.” (HR Abu Daud)
* “Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,”Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau bersabda, Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).” (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
* “Rasulullah bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)
* ““Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah shalat shubuh karena melakukan i’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)

Doa Sholat Dhuha





ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBADIKASH SHALIHIN.

Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Monday, March 08, 2010

KEUTAMAAN AL FATIHAH:

KEUTAMAAN AL FATIHAH:

1. Rasulullah SAW. bersabda: “Ketika Allah Azza wa Jalla hendak menurunkan surat Al-Fatihah, ayat Kui, Ali-Imran 18, 26-27, surat dan ayat itu bergelantung di Arasy dan tidak ada hijab dengan Allah. Surat dan ayat itu berkata: Ya Rabbi, Kau akan turunkan kami ke alam dosa dan pada orang yang bermaksiat kepada-Mu, sementara kami bergelantung dengan kesucian-Mu. Allah SWT. berfirman: “Tidak ada seorang pun hamba yang membaca kalian setiap sesudah shalat kecuali Aku karuniakan padanya lingkaran kesucian di tempat ia berada, dan Aku memandangnya dengan mata-Ku yang tersembunyi setiap hari tujuh puluh kali pandangan. Jika tidak, Aku tunaikan baginya setiap hari tujuh puluh hajat yang disertai pengampunan. Jika tidak, Aku melindungi dan menolong-nya dari semua musuhnya. Dan tidak ada yang mengha-langinya untuk masuk ke surga kecuali kematian.” (Tafsir Majmaul Bayan 1/426)

2. Rasulullah SAW. bersabda bahwa Allah SWT. berfirman: “Aku membagi surat Al-Fatihah antara Aku dan hamba-Ku, separuh untuk-Ku dan separuh lagi untuk hamba-Ku.
Bagi hamba-Ku ketika ia bermohon dan membaca: Bismillahir Rahmanir Rahim, Allah Azza wa Jalla menyatakan: “Hamba-Ku telah memulai dengan nama-Ku, maka berhaklah Aku untuk menyempurnakan urusannya dan memberikan keberkahan dari sisi-Ku untuk seluruh keadaannya.”
Ketika hamba-Ku membaca: Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Allah Jalla jalaluh menyatakan: “Hamba-Ku telah memuji-Ku, mengakui bahwa semua nikmat yang dimilikinya berasal dari sisi-Ku, dan semua bala’ Aku yang menyingkirkan sehingga ia merasakan itu sebagai karunia. Maka, hendaknya kalian saksikan, Aku akan menjamunya dengan kenikmatan akhirat lebih dari kenikmatan dunia yang telah Kuberikan, dan menyingkirkan bala’ akhirat sebagaimana Aku telah menyingkirkan bala’ dunia.”
Ketika hamba-Ku membaca: Ar-Ramânir Rahîm, Allah Jalla jalaluh menyatakan: “Hamba-Ku telah bersaksi bahwa Aku Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kalian saksikan, Aku akan melimpahkan rahmat-Ku padanya dan mencurahkan karunia-Ku padanya.”
Ketika hamba-Ku membaca: Maliki yawmiddîn, Allah SWT. menyatakan: Kalian saksikan, sebagaimana ia telah mengakui Aku sebagai Raja pada hari kiamat, Aku akan memberikan kemudahan baginya yaitu amalnya tidak dihisab, dan Aku akan mengampuni semua kesalahannya.”
Ketika hamba-Ku membaca: Iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’in, Allah Azza wa Jalla menyatakan: “Dia hanya memohon pertolongan kepada-Ku dan hanya bersandar kepada-Ku. Kalian saksikan, Aku akan menolongnya dalam segala urusannya, Aku akan melindungi-Nya dalam segala deritanya, dan Aku akan memegang tangannya saat ia membutuhkan pertolongan.”
Ketika hamba-Ku membaca: Ihdinash shirâthal mustaqîm … (sampai akhir surat), Allah Jalla jalaluh menyatakan: Hamba-Ku telah bermohon pada-Ku, Aku pasti mengijabah permohonan hamba-Ku, memberikan apa yang diinginkan, dan menyelamatkannya dari apa yang ditakutkan.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1/5)

3. Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Fatihah, Allah mengkaruniakan kepadanya pahala sama dengan pahala membaca suluruh ayat yang diturunkan dari langit.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1/4) 4. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berakata: “Iblis menangis dan menjerit dalam empat hal: ketika ia dilaknat, ketika ia diturunkan ke bumi, ketika Muhammad diangkat men-jadi Rasul, dan ketika surat Al-Fatihah diturunkan.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1/4)

Monday, March 01, 2010

Memperingati Maulid Nabi 1431 H

Nabi Muhammad saw. telah dipilih Alloh swt. untuk jadi penutup para nabi dan rosul, serta menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebelum nabi Adam diciptakan. Rosululloh saw. datang sebagai penutup bagi semua risalah samawi. Beliau saw. telah diangkat menjadi nabi ketika Adam masih berupa tanah. Hadits yang menyatakan hal tersebut adalah:

1)Hadits dari al-‘Irbadh ibn Sariyyah r.a.; beliau meriwayatkan bahwa Rosululloh saw. bersabda: “Inni ‘abdulloh khootam al-nabiyyiinn wa inna Aadam lamunjadil fii thiinatih” (Sesungguhnya aku hamba Alloh yang merupakan penutup para nabi ketika Adam masih berupa tanah.” (HR Ahmad, al-Hakim, dan Ibn Hibban).

2)Hadits Abu Hurairoh r.a. yang mengatakan “Para sahabat bertanya, “Wahai Rosulalloh, kapan kenabian ditetapkan bagimu?” Beliau menjawab: ‘wa Aadam baina al-ruuh wa al-jasad’ (Ketika Adam masih berada di antara jasad dan ruh’).” (H.R. at-Turmudzi dan al-Hakim).

3)Hadits Abdulloh ibn Syafiq r.a. dari “seorang lelaki” – yakni dari kalangan sahabat Nabi saw.; (ketidaktahuan tentang nama seorang sahabat tidak menjadi masalah sebagaimana yang dikenal di kalangan ahli hadits). Ia mengatakan, “Aku bertanya, ‘wahai Rosulalloh, kapan engkau dijadikan sebagai nabi?’ Beliau menjawab: “Ketika Adam masih berada di antara ruh dan jasad” (H.R. Ahmad).

4)Hadits Maisaroh al-Fajr r.a. Ia berkata, “Aku bertanya: ‘Wahai Rosululloh, kapan engkau menjadi nabi?’ Dalam teks lain, ‘Kapan engkau dikukuhkan?’ Beliau menjawab: ‘Ketika Adam masih berada di antara ruh dan jasad” (H.R.Ahmad dan al-Hakim).

Catatan:
1 Ahmad, al-Musnad, Juz IV, hal. 217; al-Hakim, al-Mustadrok, Juz II, hal. 148; al-Hakim, “Kitab ‘Alaamat Nubuwwah Nabiyyinaa, Bab Fii Awwal Amrihi”, dalam Mawaarid azh-Zham’an hal 512. Hadits ini shohih menurut Ibn Hibban dan al-Hakim, dan dikuatkan oleh adz-Dzahabi.

2 at-Turmudzi, Kitab al-Manaqib, Bab “Fadhl an-Nabiy”. Dan al-Hakim, al-Mustadrok, Juz II, hal. 609.

3 Ahmad, al-Musnad, Juz IV, hal. 66; Juz V, hal. 379; sanadnya shohih menurut al-Haitsami, para perowinya adalah perowi yang shohih, lihat Majma’az-Zawaa’id, Juz VIII, hal. 223.

4 Ahmad, al-Musnad, Juz V, hal. 59; al-Hakim, al-Mustadrok, Juz XX, hal. 607-609. Al-Hakim menilainya shohih dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Al-Haitsami mengatakan hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thobroni dan para perowinya adalah perowi yang shohih. Lihat Majmu’ az-Zawaa’id. Juz VIII, hal. 223.

Sumber:
Mohammad Abdo Yamani.2006. Kupertaruhkan Segalanya Demi Engkau, Ya Rasulullah! Terjemahan Ali Yahya dari Kitab (Bi Abii Anta wa Ummii Ya Rosuulalloh). Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah, hal. 67-68.