Follow Me

Monday, June 16, 2008

News from greenlifestyle community

Sebagian Besar Es di Arktik Meleleh Musim Panas Ini
Foto perairan Arktik di saat matahari tenggelam dengan latar belakang lapisan es.

WASHINGTON, SABTU - Es di Benua Antartika akan semakin menipis. Hal ini disebabkan pemanasan global. "Perkiraan jangka panjangnya tidak begitu optimistis," kata ilmuwan atmosfer, Jennifer Francis dari Rutgers University , Jumat (2/5) waktu setempat.

James Overland, pakar oseanografi dari National Oceanic and Atmospheric Administration, mengatakan, "Musim panas yang lalu, es di utara berkurang dengan kecepatan tertinggi yang pernah dicatat, diduga karena pemanasan global. Walaupun radiasi matahari dan gas rumah kaca di atmosfer kutub sama dengan bagian bumi yang lain, sampai saat ini kawasan kutub merespons secara berbeda."

Kesimpulan para peneliti adalah di utara, pemanasan global dan keragaman iklim alami saling memengaruhi, membawa Arktik ke kondisi baru, dengan berkurangnya lautan es dibandingkan sebelumnya.

Sebaliknya, Overland menjelaskan,"Lubang ozon di Antartika melindungi kondisi benua ini sehingga suhunya tetap rendah di hampir seluruh bagian, kecuali pada semenanjung yang menjorok ke Amerika Selatan.

Danau Terbesar di Dunia "Mendidih"
Danau Baikal, di Siberia, Rusia, merupakan danau air tawar terbesar di Asia terdalam di dunia.

NEW YORK, KAMIS - Suhu rata-rata Danau Baikal, danau air tawar terbesar di Asia dan terdalam di dunia yang terletak di Siberia, Rusia mengalami kenaikan lebih cepat daripada kenaikan rata-rata suhu udara di dunia selama 60 tahun terakhir. Hal tersebut menyebabkan nasib hewan-hewan unik yang hidup di perairan tersebut dalam keadaan terancam punah.

Kenaikan suhu di danau tersebut mencapai 1,21 derajat Celcius sejak 1946 akibat perubahan iklim atau hampir tiga kali lebih cepat daripada kenaikan suhu udara global. Hal tersebut dikatakan Marianne More, seorang profesor di Wellesley College di Massachusetts, AS, salah satu penulis dari karya tulis ilmiah yang akan dipublikasikan dalam jurnal "Global Change Biology" edisi Mei 2008.

Danau yang mengalami perubahan temperatus secara cepat itu memiliki 20 persen ikan air tawar yang ada di dunia yaitu sekitar 2.500 spesies yang tak dapat ditemukan di tempat lain di dunia. Bahkan, di antaranya terdapat satu-satunya anjing laut air tawar.

Jika tren naiknya temperatur tak dapat dicegah, lapisan es dapat hilang seluruhnya dari permukaan danau tersebut. Moore mengatakan, anjing laut air tawar yang membesarkan anak-anak mereka di atas lapisan es dapat sangat menderita karena hal tersebut. Anak-anak anjing laut air tawar juga lebih rentan terhadap serangan predator jika tak ada lagi gua-gua es sebagai tempat terlindungi.

"Perubahan dari mata rantai bahan makanan juga telah berubah. Jumlah zooplankton multiseluler yang biasanya hidup di air yang jauh lebih hangat telah meningkat menjadi 335 persen sejak 1946, sementara jumlah chlorophyl telah meningkat 300 persen sejak tahun 1979," kata Moore. Selain itu jumlah diatom yang hidup di es yang kemudian mati dan menjadi makanan bagi organisma kecil yang hidup di dasar danau juga makin berkurang.

"Berkurangnya lapisan es akan memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan pemanasan global itu sendiri," tandas Moore . Penemuan tersebut juga berarti hal yang lebih buruk dapat terjadi pada danau-danau yang lebih kecil lainnya. Selama ini, para ilmuwan berangapan volume air yang banyak di danau tak mudah terpengaruh dampak dari pemanasan global, namun kenyataanya sangat rentan.

Es Abadi Kutub Utara Terancam Hilang

Es abadi di Kutub Utara makin menyusut setiap tahun seperti digambarkan pada perbandingan kondisi musim dingin tahun 2007 dan 2008.

Senin, 28 April 2008 | 19:41 WIB

JAKARTA, SENIN - Lapisan es abadi di kutub utara mungkin hilang sama sekali tahun ini sesuai prediksi para ahli. Jika kondisi tersebut benar-benar terjadi, kenaikan muka air laut akibat pencairan es besar-besaran tidak dapat dicegah seperti yang ditakutkan selama ini.

Mark Serreze, dari Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC) AS, mengatakan musim panas tahun ini diperkirakan ekstrim sehingga dapat menyebabkan lapisan es kutub benar-benar habis. Sejumlah faktor yang mepengaruhi kondisi es kutub utara setahun lalu telah menyebabkan lapisan es di Kutub Utara tahun ini sangat tipis sehingga berisiko saat memasuki musim panas.

Pada September 2007, tebal lapisan es di permukaan perairan Arktik mencapai rekor terendah. Bahkan karena hal tersebut, terusan Utara-Barat yang selama ini beku dan menghubungkan Greenland dan Alaska dapat dilalui kapal. Lapisan es di kawasan tersebut memang menebal kembali saat musim dingin, bahkan pada puncaknya Maret 2008 lebih luas dari cakupan es setahun sebelumnya.

Meski demikian, tren jangka panjang yang diukur sejak tahun 1978 menunjukkan bahwa luas es di Antartika terus menyusut. Kalaupun luasnya bertambah, yang terbentuk adalah lapisan es muda berusia setahun yang lebih mudah meleleh. Sementara itu, lapisan es abadi cenderung terus berkurang. NSIDC mengukur, luas lapisan es abadi di kutub utara rata-rata menurun 44.000 kilometer persegi setiap tahun.

"Inilah hal yang harus mendapat perhatian dunia. Yang paling merisaukan adalah fakta bahwa es berumur tahunan - yang tidak meleleh saat musim panas - tidak pulih secepat es Arktik yang biasanya meleleh," ujar Serreze. Luas lapisan es yang meleleh saat musim panas rata-rata setengah dari es baru yang terbentuk antara September hingga Maret. Namun, pada tahun 2007, hampir semua lapisan es yang baru terbentuk mencair.

Selain itu, pada musim dingin tahun ini terjadi fenomena puncak osilasi Arktik positif. Kondisi tersebut diketahui akan menyebabkan aliran angin kuat yang akan memaksa es abadi di Arktik meleleh dan airnya mengalir ke pantai timur Greenland . Kejadian-kejadian ekstrim seperti itulah yang menyebabkan lapisan es di kutub utara makin tipis dan muda.

Meski demikian, faktor-faktor alam lainnya dapat menyelamatkan lapisan es abadi. Jika tren aliran angin hangat seperti pada musim panas tahun lalu, kutub utara akan kehilangan banyak es abadinya. Namun, jika banyak berembus angin siklon yang bersifat mendinginkan, lapisan es bakal selamat.

Tidak hanya beruang kutub yang terancam hidupnya akibat perubahan es yang drastis di Kutub Utara seperti digambarkan dalam film "Earth". Manusia juga harus siap menghadapai dampaknya jika muka air laut naik, pasang, dan gelombang besar.end.


SAVE OUR EARTH `coz WE ONLY HAVE ONE

No comments: